Penyakit Pasca Ramadhan di era Covid-19

Penyakit pasca Ramadan  di era Covid-19

 

Ada pergeseran penyakit pasca Ramadan yang berbeda seperti tahun sebelumnya di era covid-19 ini. Karena sebagian besar masyarakat tidak melakukan mudik. Sehingga faktor kelelahan karena proses mudik tidak terjadi pada sebagian besar masyarakat. Tidak ada kemacetan yang luar biasa, tidak ada orang yang berdesak2an untuk berebut naik bus atau naik kereta. Tetapi apakah penyakit pasca lebaran tidak meningkat pasca  lebaran di era pandemi global covid-19 ini. Tetap, bagaimana penjelasannya?

Secara teori setelah puasa Ramadan, seseorang yang berpuasa seharusnya memiliki kesehatan prima karena pada saat puasa tubuh sudah melakukan proses detoksifikasi, pengontrolan gula darah dan kolesterol dan tercapainya ketenangan jiwa yang optimal sehingga manusia yang berpuasa akan dilahirkan sebagai seorang bayi dengan kondisi yang prima. Tapi faktanya banyak juga masyarakat yang mendapatkan sebaliknya setelah puasa Ramadan berakhir, terjadi gangguan kesehatan bahkan sampai mengalami kecacatan dan kematian. 

 

Kenapa hal ini bisa terjadi? 

Saya coba mengupasnya berdasarkan pengalaman klinis sebelumnya dan tentu mengabaikan budaya mudik dan silahturahmi karena pandemi global covid-19.

Berbagai penyakit kronik umumnya cenderung akan mengalami kekambuhan setelah lebaran. Apalagi seorang akan stay at home dan tidak banyak bergerak karena tidak ada acara berkunjung selama masa pandemi global ini, makan dan mengemil menjadi kompensasi yang bisa dilakukan sebagian besar masyarakat pasca puasa Ramadan ketika stay at home.  

Makanan dan minuman yang tersedia selama lebaran ini  biasanya akan lebih banyak dan bervariasi. Umumnya makanan tersebut tinggi lemak, manis dan asin.  Biasanya makanan yang berlemak cenderung menjadi pilihan karena bisa tahan lama dan bisa dipanaskan berulang. Budaya untuk menghadirkan makanan dan camilan yang bervariasi tampaknya akan tetap dilakukan oleh sebagian besar masyarakat.

Berbagai minuman kaleng yang bersoda juga tersedia selama lebaran. Apalagi makanan dan minuman yang tersedia hanya dikonsumsi oleh anggota keluarga. Masing2 kerabat akan menahan diri untuk saling bersilaturahmi. Sehingga makanan dan minuman yang di rumah hanya dikonsumsi sendiri.

Tentunya bisa saja makanan-minuman ini juga  dikonsumsi oleh seseorang  yang sudah mempunyai penyakit kronik, penyakitnya dapat mengalami kekambuhan. Pasien dengan penyakit kencing manis akan cenderung gula darahnya menjadi tidak terkontrol. Pasien dengan penyakit darah tinggi tekanan darahnya menjadi tidak terkontrol. Pasien dengan hiperkolesterol atau asam urat tinggi maka keadaan kolesterol dan asam urat tingginya menjadi bertambah parah. Kalau pasien yang sudah obesitas dan jika saat berpuasa sudah mengalami penurunan berat badan sehabis lebaran cenderung berat badannya kembali seperti sebelum puasa dan jika makannya tidak terkontrol selama lebaran bahkan berat badannya akan bertambah melonjak. Musti selalu diingat pasien covid dengan penyakit penyerta termasuk obesitas akan mempunyai prognosis buruk dan mendapat komplikasi jika terinfeksi covid-19. Oleh karena berat badan yang sudah turun ini harus dipertahankan.

Sakit maag yang sudah sembuh akan kembali kambuh karena makan tidak teratur dan mengonsumsi makanan yang berlemak, coklat dan keju berlebihan serta makan yang asam dan pedas. 

Dalam situasi stay at home, sebagian masyarakat akan cenderung menyimpan makanan sebanyak-banyaknya di kulkas. Selain itu juga ada kecenderungan untuk meletakan  makanan di meja makan atau pada suhu kamar dalam waktu yang lama. Sehingga pada saat dikomsumsi selanjutnya,  luput untuk dipanaskan kembali. 

Pada saat penyimpanan makanan harus tetap diperhatikan makanan yang matang jangan berdekatan dengan makanan yang mentah sehingga makanan yang matang tidak terkonsumsi dengan  bakteri yang kebetulan hidup pada makanan yang mentah tersebut. Makanan yang terlalu lama disuhu kamar juga cenderung mengalami  kontaminasi. Yang menjadi masalah kadang kala tidak semua kuman yang mencemari makanan tersebut menyebabkan perubahan bau dan bentuk dari makanan tersebut. Oleh karena itu proses pemanasan makanan tersebut baik secara langsung atau melalui microwaveharus tetap dilakukan pada saat makanan tersebut dikonsumsi kembali. Sehingga kejadian keracunan makanan yang kerap terjadi selama seputar lebaran tidak terjadi.

Pada akhirnya antisipasi terhadap berbagai penyakit seputar  lebaran merupakan hal yang penting. Kita harus selalu ingat bahwa di masa pandemi global covid-19 saat ini, daya tahan tubuh harus selalu prima oleh karena itu kita harus  bijak untuk mengonsumsi makanan dan minuman.   Masyarakat harus  selalu waspada dan tetap melakukan upaya pencegahan terhadap penyakit seputar lebaran. Sehingga kita terhindar dari penyakit pasca lebaran kita tetap  berada dalam keadaan sehat wal afiat di era pandemi global covid-19 saat ini.

 

Minal Aidin Wal Faidzin Mohon Maaf lahir batin

 

Ari Fahrial Syam 

Akademisi dan Praktis klinis