Tantangan Duet Menkes-Wamenkes Baru

Buat saya seorang Menteri Kesehatan dengan latar belakang  dokter atau bukan dokter  tidak ada masalah, yang penting  bisa jadi komandan yang baik dan amanah untuk kementerian kesehatan. Harapan saya kepada Menteri Kesehatan baru lebih kurang  sama seperti yang saya sampaikan tahun lalu saat Pak Jokowi menetapkan Dr.Terawan Agus Putranto  menjadi menteri, tetapi tentu  ditambah untuk mengatasi pandemik global Covid-19.  Keberadaan wakil menkes yang berasal dari seorang akademisi dan praktisi klinis bisa memberikan warna untuk kepemimpinan kementerian Kesehatan khususnya untuk mengatasi penyakit tidak menular dan upaya-upaya pencegahan penyakit. 

Secara khusus untuk penanganan  masalah pandemi Covid-19,  upaya-upaya yang perlu dilalukan adalah meningkatkan jumlah test PCR secara nasional, percepatan vaksin Covid-19 yang efikasinya tinggi, mendukung penuh proyek vaksin merah putih, dukungan untuk  obat modern asli Indonesia (OMAI) khususnya sebagai suplemen mencegah Covid-19. Memberikan perlindungan untuk  tenaga medis dan tenaga kesehatan yang terlibat dalam penanggulangan Covid-19. Perlindungan bukan saja alat pelindung diri yang lengkap, tetapi insentif yang memadai agar mereka tetap bisa fit bekerja dan pemeriksaan swab baik antigen atau PCR gratis secara rutin terhadap mereka.


Hal yang paling dibutuhkan agar Kemenkes segera bisa mengajak semua stake holders dengan baik. Baik itu di tingkat pusat, berkoordinasi dengan  lintas departemen. Koordinasi dengan pemerintah daerah. Menteri Kesehatan juga perlu merangkul organisasi profesi kedokteran dan kesehatan dan institusi pendidikan kedokteran dan kesehatan yang memproduksi tenaga medis dan tenaga kesehatan.
Selain itu hal utama yang harus  menjadi perhatian adalah pembiayaan kesehatan, distribusi tenaga kesehatan, penelitian kesehatan inovatif yang bertujuan untuk efisiensi pembiayaan kesehatan serta upaya2 pencegahan penyakit. 
Saat ini Indonesia sudah memasuki Universal Heath Coverage (UHC), dimana sebagian besar masyarakat Indonesia sudah mendapat jaminan pembiayaan kesehatan melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sistem ini bertujuan memastikan setiap orang memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, tanpa mengalami kesulitan keuangan.


Masalah yang muncul kemudian pembiayaan pasien menjadi meningkat dan sangat menyedot uang negara. Sampai saat ini kita tahu bahwa 
Asuransi sosial Jaminan Kesehatan Nasional diselenggarakan BPJS Kesehatan. BPJS sudah menjadi harapan sebagian besar rakyat Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, hingga Agustus 2019, asuransi negara ini telah digunakan sebanyak 277,9 juta kali oleh pesertanya. Perlu efisiensi dalam pembiayaan kesehatan karena masalahnya terjadi dari hulu sampai hilir. Ini keahlian Pak Menkes kita yg pernah memimpin beberapa perusahaan BUMN untuk mengatasi masalah infisiensi dalam pembiayaan Kesehatan. 
Riset kesehatan inovatif harus didukung terutama yang dilakukan oleh institusi pendidikkan agar bisa menghasilkan produk yang murah untuk dapat digunakan masyarakat kita. Secara nasional harus ada upaya2 kemandirian untuk pembuatan obat,vaksin dan alat kesehatan yang memang di produksi dalam negeri. Hal ini harus lebih dipercepat dalam era pandemi. 

Saat ini sudah terbukti bahwa para peneliti  dari Lembaga penelitian, institusi Pendidikan dan industri telah menghasilkan produk2 yang bermanfaat dalam mengatasi pandemi Covid-19 ini misal ventilator, robot, rapid kit diagnosis baik rapid test antibodi, rapid test antigen, genose,  dan juga termasuk pengembangan vaksin, puluhan produk inovatif dihasilkan dalam masa pandemic ini.

Saat ini juga ada pekerjaan rumah pemerintah yaitu bagaimana melakukan  edukasi masyarakat agar dapat menjalankan protocol Kesehatan.  Berbagai pengalaman libur Panjang diikuti dengan peningkatan jumlah kasus sehingga menembus beberapa angka  psikologis, seperti 40.000, 100.000, 200.000. Selain dari itu informasi dari tim sinergi Mahadata UI dengan Facebook, bahwa setelah libur Panjang terjadi peningkatan kasus  lebih  dari 50%, terutama saat libur idul fitri dan hari kemerdekaan.


Selain untuk mengatasi pandemic Covid-19, kemenkes juga harus terus berperan untuk mensosialisasi Gerakan Masyarakat Sehat (Germas)apalagi di era pandemi ini. Masyarakat yang cenderung lebih banyak dirumah menjadi malas bergerak dan senang makan. Tentu gaya hidup ini tidak sehat dan dapat menimbulkan permasalahan kesehatan di kemudian hari.  Sejatinya Konsep dasar kesehatan adalah mencegah lebih baik dari pada mengobati. Pencegahan meliputi gaya hidup sehat dan pemeriksaan kesehatan rutin, agar deteksi dini penyakit dapat dilakukan dan untuk pasien yang mempunyai penyakit kronis, penyakitnya dapat terkontrol .  Terus terang pandemic meneyebabkan masyarakat menghindar untuk ke rumah sakit. Yang sudah masalah Kesehatan saja takut apalagi masyarakat yang memang masih sehat dan ke RS 
 

Berbagai masalah Kesehatan akan meningkat akibat kepatuhan pasien2 kronis untuk kontrol karena takut ke Puskesmas atau RS akibat pandemic ini. Upaya  kita untuk  segera mengejar ketertinggalan kita di bidang kesehatan antara lain  menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, menurunkan angka kesakitan HIV AIDS, Malaria, TBC dan infeksi lainnya akan sangat terganggu dan ini menjadi PR Menkes saat ini. Belum lagi kita bicara kesenjangan pelayanan kesehatan khususnya untuk wilayah Timur harus bisa diminimalisasi. 

Menteri kesehatan adalah orang yang paling bertanggung jawab agar bangsa ini tidak terpuruk dalam mengatasi berbagai permasalahan Kesehatan baik permasalahan Kesehatan sebelum Covid maupun selama dan pasca  Covid. 

Angka kematian anak dan ibu masih tinggi. Begitu juga stunting juga masih tinggi. Berbagai penyakit infeksi antara lain HIV dan TBC, kita masih masuk kelompok negara2 dengan jumlah kasus yang tertinggi di dunia ini.  Bahkan angka kekebalan terhadap obat TBC juga sudah banyak terjadi. (Multiple Drug Resistence/MDR TB). Terus terang kondisi mngatasi masalah akan sangat terganggu di masa pandemi ini.


Harapan untuk Indonesia yang lebih sehat selalu ada dan rasanya profesi kedokteran dan juga institusi pendidikan kedokteran dan kesehatan harus menyambut kedatangan Menkes baru dan siap mendukung untuk bersama2 mengatasi pandemi ini dan mengejar ketertinggalan selama ini dalam hal pembangunan kesehatan.
Dukungan kemenkes terhadap pembangunan tenaga profesional akan membuat para tenaga kesehatan menjadi tuan rumah untuk masyarakatnya di era globalisasi khususnya setelah pandemi ini usai.

Salam sehat, 

Dr.Ari Fahrial Syam
Akademisi dan Praktisi Klinis.

 

NB Sebagian besar tulisan ini masuk di Opini online Media Indonesia 23 Desember 2020